Bismillah…
Belajar lah sejarah untuk masa depan…. Bukan begitu pak beye?..inilah kenapa yogja itu “istimewa”
Bagi sebagian masyarakat #Yogya, bukan soal Gubernur atau bukan; ini soal jasa besar #Sultan.
Masa Jepang, HB IX inisiasi proyek Selokan Mataram untuk selamatkan rakyat #Yogya dari Romusha.
Sejak naik tahta 1940, HB IX keluarkan izin ribuan ha tanah Kesultanan dimanfaatkan rakyat.
Bentuk pemanfaatan: sekitar 30.000 orang hingga kini tinggal HGB Magersari, 3/4 Kampus UGM dll.
Agresi Belanda disambut dengan pembukaan gerbang keraton untuk semua pengungsi, kebutuhan terjamin.
HB IX serahkan 5 Jt Gulden untuk kelangsungan RI. Para pejuang di-abdidalem-kan utk kamuflase.
SO 1 Maret untuk buktikan eksistensi TNI & rancangan pengembalian kedaulatan adalah ide HB IX.Dan banyak lagi peran HB IX spt tersebut sejarah. Konsep HB IX “Tahta untuk Rakyat” menggema.
Membayangkan Piagam 5 Sept HB IX seperti -maaf- bayangkan sikap Abu Bakr & Khadijah pada Nabi.
“Mereka beriman ketika orang kufur padaku, mereka serahkan harta ketika orang bakhil padaku.”
Kalimat HB X “Kalau sy dianggap ganggu penataan #Yogya, saya akan pertimbangkan jabatan ini.”
Bg rakyat #Yogya, kalimat HB X itu adl ungkapan kemarahan paling dalam a la #Jawa. Duka ageng.
Sy tak anggap HB X sebaik ayahnya, tapi sy bs faham jk rakyat #Yogya ikut marah saat dia marah.
Tim Perumus Pemerintah pakai istilah #Parardhya untuk Sultan HB & PA. Ah, ini kekeliruan yg bikin marah juga.
#Parardhya dulu adl lembaga beranggota 7 org yg dibentuk HB IX utk imbangi Patih Dalem yg diperalat Belanda.
Tp, bg mayoritas pakar&massa, ini soal terimakasih & hormat pd HB IX yg memberlangsungkan RI di saat kritis.
Ibukota RI pindah ke #Yogya bkn krn Keppres, tp undangan HB IX yg kirim kereta ke Manggarai jemput Presiden.
Pres, Wapres & keluarganya hanya bawa baju lekat di bdn, disambut HB IX di Stasiun Tugu dgn upacara besar.
Rahmi Hatta said: Sambutan Sultan buat kami mrs benar2 keluarga Kepala Negara, beliau ‘gaji’ kami 300 gulden.
Saat Komandan Agresi II mau cr pejuang dlm Keraton, HB IX pasang badan & menantang, “Langkahi dl mayat saya!”
Sang komandan segan pd HB IX, tak berani masuk. Padahal waktu itu, Keraton mmg jd tempat sembunyi pr pejuang.
Saat Pres&Wapres ditangkap, HB IX dukung gerilya Pangsar Sudirman, lalu sokong Mr Asaat sbg Acting President.
Gaji semua pegawai RI ditanggung HB IX. FYI: Keraton #Yogya tak pungut upeti, bisnis&pabrik gulanya sgt maju.
Roadmap penyerahan kedaulatan&KMB tak lepas dr peran HB IX. Mk beliau diamanati Presiden utk turut delegasi.
Stl itu HB IX diminta dgn sangat utk jd Menteri Pertahanan, justru ketika prop&kesultanan2 lain bergolak bsm BFO
Dlm “Tahta utk Rakyat”, HB IX tahu dimanfaatkan sj, tapi ktnya “Bukankah sbaik2 insan adl yg plg bermanfaat?”
Tp sabar HB IX habis lihat #OrBa makin korup, tawaran jd Wapres utk ke-2 kali ditolak, “Aku emoh melu gupak!”
Pd HB X, HB IX brpesan, “Jadilah lbh berani drpd aku. Bicara!” HB IX mengira ckp dgn DIAM bs ingatkn P’ Harto
Dlm tradisi Jawa, m’ingatkan bangsawan dgn diam, m’ingatkan pedagang dgn bcr, m’ngatkan budak dgn ‘di-dhupak’
“Trnyata yg brkuasa ini, bkn ksatria halus hati yg faham arti didiamkan, tp org hina yg hrs ditendang.” ^_^
Kisah HB IX yg dikira supir ompreng di Pasar Kranggan sampai disuruh2&dimarah2i melegendakn kesederhanaannya.
——————————-
Seperti aslinya dari @salimafillah
Pingback: Kritik DKV ISI Yogyakarta “Yogyakarta Tetap Daerah Istimewa”